SKEMA CETAK SAWAH

 


_Ilmu hikmah_

*

Wayan Supadno



Cetak sawah adalah sebuah keharusan. Mutlak. Selain intensifikasi dengan cara revitalisasi bendungan, irigasi dan hilirisasi inovasi benih unggul hasil riset. Sebagai solusi konkret kausatik terukur jelas.


Cetak sawah keharusan Indonesia. Karena jumlah penduduk 279,8 juta (BPS, 2024). Tahun 2030 akan 300 juta jiwa. Setara butuh asupan beras 300 juta x 117 kg/kapita/tahun = 35 juta ton beras/tahun. Jumlah ini mutlak harus ada. Saat ini hanya 31 juta ton/tahun. 


Beras harus mandiri 35 juta ton/tahun. Setara hasil panen padi 35 juta ton : 2,56 ton beras/ha = 13,7 juta hektar. Saat ini luas sawah hanya 7,1 juta ha. Luas tanam padi hanya 10,6 juta ha (BPS), belum bisa tanam padi 2 kali setahun semua sawah kita.


Cetak sawah memang mahal dan sulit, makanya sawah yang ada jangan semudah membalikkan tangan alih fungsinya. Apalagi sawah yang lengkap dengan infrastruktur dan irigasi teknisnya.


Cetak sawah sudah dijanjikan oleh Pak Prabowo. Targetnya 4 juta hektar hingga tahun 2029. Untuk petani. Ini bijaknya sesegera mungkin dibuat skemanya. Jangan sampai kita kalah berulang kali dengan keledai.


Cetak sawah tidak semudah menghafal teori buku. Kompleks dan dinamis di lapangan. Syarat minimal, 1). Ada air sepanjang tahun. 2). pH netral. 3). Humus tebal 20 cm. 4). C organik 4%. 5). CN Rasio sekitar 15. 6). Dekat dengan masyarakat petani padi.


Cetak sawah 4 juta ha target 5 tahun, berarti amannya 1 juta hektar/tahun. Anggarannya Rp 100 juta/ha, setara Rp 100 triliun/tahun. Skemanya harus melibatkan investor dan perbankan. Persis sawit, diangsur dari hasilnya.


Cetak sawah butuh leadership lapangan mumpuni dan menguasai strategi taktis teknisnya. Pengalaman saya, 1 ha butuh kinerja Excavator PC 200 selama 24 HM. Sekitar 3 hari full total. Untuk land clearing, jalan dan irigasi.


Cetak sawah agar cepat massal harus melibatkan developer kebun berpengalaman. Karena 300 hari kerja kalender hanya bisa 100 hektar/unit Excavator. Maka target 1 juta ha sawah/tahun butuh leader yang bisa mengendalikan Excavator 10.000 unit.


Bagaimana harapan petani ?


Pasti ingin sejahtera agar morilnya tinggi produksi beras dan pangan lainnya. Data BPS Sensus Pertanian 2023, ada 16,68 juta KK petani hanya punya lahan 0,3 ha/KK. Idealnya cetak sawah tersebut jadi solusi sempitnya sawah petani tersebut.


Caranya mudah sekali. Developer cetak sawah diminta membangun sawah ideal saja bisa tanam padi 2 kali/tahun. Pemerintah membeli Rp 100 juta/ha. Dikreditkan ke petani dengan DP Rp 40 juta/ha ditanggung APBN sebagai pengganti infrastruktur jalan dan irigasi.  


Yang Rp 60 juta/ha didanai kredit oleh bank diangsur dari hasilnya. Paling 3 tahun lunas. KPR rumah dan KKPA Kebun Sawit Plasma. Dengan begitu APBN tidak berat dan logis. Petaninya punya sawah 2 ha/KK. Swasembada pangan terwujud.


Ingat, bahwa idealnya membangun sebuah bangsa dana bersumber dari APBN maksimal 20% dan dari partisipasi swasta minimal 80%. Artinya makin besar partisipasi warganya maka makin baiklah bangsa tersebut. 


" Bukan partisipasi yang omon - omon saja. Yang membuat makin tidak cinta dengan bangsanya sendiri. Tapi partisipasi yang konkret berbuat solutif hingga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. "



Salam 🇮🇩

Wayan Supadno

Pak Tani

HP 081586580630

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Gelar Sidang Mediasi Kedua Perhimpunan Gandhi Seva Loka (PGSL)

JPU KPK DIMINTA SEGERA TETAPKAN STATUS TERSANGKA UTAMA TIPIKOR GEREJA KINGMILE 32 MIMIKA

ADVOKAT Hartono Tanuwidjaja, SH.,MSi.,MH.,CBL.,CMed. : Persidangan GANDHI SEVA LOKA Lanjut ke Tahap MEDIASI !!